Selasa, 31 Mei 2016

KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA


Kode Etik Fisioterapi Indonesia sesuai dengan Kep/100/VIII/2001/IFI (Ref; WCPT, APA, APTA) menghasilkan 7 butir garis besar:

  1.  Menghargai hak dan martabat individu.
  2.  Membantu siapa saja yang membutuhkan pelayanan profesionalnya tanpa diskriminasi.
  3. Memberikan pelayanan profesional dengan jujur, berkompeten dan bertanggung jawab.  
  4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi
  5. Menjaga rahasia pasien yang dipercayakan kepadanya.
  6. Selalu menjaga standar profesi dan meningkatkan pengetahuan/ ketrampilan.
  7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.

POSISI PERSENDIAN


Posisi Persendian di Klasifikasikan Menjadi 3 yaitu:

1.      MLPP (Maximally lose packed position)
Kedua permukaan sendi dalam keadaan melonggar maksimal, kapsul sendi dan ligament begitu pula. Pada MLPP inilah biasanya dilakukan pemeriksaan dan penanganan manual terapi. contoh: humeroulna = fleksi 700  + supinasi 100 , humeroradialis = fleksi 700  + supinasi 350.
2.      CPP (Close Packed Position)
Suatu posisi dimana permukaan sendi dalam keadaan merapai/kompresi maksimal, keadaan ini terjadi pada posisi akhir suatu gerakan . Merapatnya persendian tadi diakibatkan karena menegangnya kapsul sendi dan ligament.pada posisi ini tidak mungkin suatu persendian dilakukan mobilisasi. Contoh: art.radiocarpal: maximal dorsi fleksi, elbow joint: maksimal ekstensi.
3.      LPP (Loose Packed Position) 
      Adalah posisi sendi diluar CPP dan MLPP, pada posisi ini biasanya dilakukan terapi.

ANALISA JALAN NORMAL


Parameter Jalan yang Normal




         Base width (jarak kaki) = 5 – 10 cm
         Gait (step) Length/ Panjang langkah = 35 – 41 cm
         Stride length (panjang melangkah/2 langkah) = 70 – 82 cm
         Lateral pelvic shift (pelvic list) = normalnya 2.5 – 5 cm.
         Vertical pelvic shift (pelvic tilt) = 5 cm
         Pelvic Rotation
         Center of Gravity = pada saat berdiri letaknya 5 cm di anterior vertebra sacral ke 2
         Normal Cadence (irama normal) = antara 90 -120 langkah per menit. 

POLA JALAN NORMAL


Git Cycle 
 
Jalan merupakan salah satu cara dari ambulasi. Dengan sifat plastisitas pada sistem saraf akan membentuk pola tertentu, sehingga jika penanganan fisioterapi tidak sesuai dengan pola jalan yang benar, maka pasien mungkin akan mampu untuk berjalan akan tetapi dengan pola yang tidak tepat. Apabila proses berjalan dilakukan dengan pola yang tidak tepat, maka aktivitas berjalan menjadi sangat sulit, walaupun  kekuatan otot sudah sangat kuat.
Untuk itu perlu mempelajari pola jalan yang benar, sehingga mampu melakukan koreksi dengan tepat. Pada manusia ini dilakukan dengan cara bipedal (dua kaki).



Pola Berjalan
Dalam berjalan dikenal ada 2 fase, yaitu fase menapak (stance phase) dan fase mengayun (swing phase). Ada pula yang menambahkan satu fase lagi, yaitu fase dua kaki di lantai (double support) yang berlangsung singkat. Fase double support ini akan semakin singkat jika kecepatan jalan bertambah, bahkan pada berlari fase double support ini sama sekali hilang, dan justru terjadi fase dimana kedua kaki tidak menginjak lantai. 

Beberapa Istilah Dalam Jalan:
·         Cadence: jumlah langkah per menit (irama jalan)
·         One gait cycle: dihitung dari heel strike sampai heel strike lagi pada kaki yang sama.
·         Step length: jarak (panjang) antara tumit kanan dan kiri saat melangkah
·         Stride width: jarak (lebar) antara tengah kaki kanan dan kiri saat melangkah
·         Stride length: jarak (panjang) antara tumit kanan ke tumit kanan berikutnya setelah melangkah

Komponen-Komponen Penting Dalam Berjalan:

Ø  Fase menapak:
·         Heel strike
·         Foot flat
·         Mid stance
·         Heel off
·         Toe off

Ø  Fase mengayun:
·         Acceleration
·         Mid swing
Decelerasi